Senin, 29 Maret 2010

Gas pembunuh dari bahan bakar fosil


Bahan bakar fosil telah menjadi sesuatu yang sangat penting setidaknya selama dua abad ini, grafiknya selalu naik, hingga sekarang penggunaannya sekitar 80% dari total konsumsi bahan bakar dunia. Karakteristik batu bara, minyak, dan gas yang sebagian besar mengandung karbon membuat energy panas yang dihasilkan lebih besar dibandingkan jenis bahan bakar lain. Masalahnya semakin besar penggunaan bahan bakar fosil, maka semakin besar pula dampak kerusakan alam akibat eksploitasi besar-besaran manusia tanpa memperhatikan keseimbangan alam.Emisi pembakaran menghasilkan sederet polutan yang sanggup membinasakan makhluk hidup. Ada gas-gas rumah kaca, yaitu CO2, Nitrogen oksida (NOx) dan metan (CH4). Lalu ada karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (Sox), zat-zat radioaktif seperti uranium dan torium, hingga logam berat.
Rangkaian polutan itu terbentuk dari pembakaran bahan bakar fosil melibatkan oksigen yang diambil dari udara. Komponen udara terbesar adalah nitrogen 79% dn oksigen sebesar 20,9%. Pencampuaran kedua elemen ini dengan kandungan kimia bahan bakar minyak membentuk aneka macam gas buang. Gas buang terbesar adalah nitrogen sisa. Percampuran karbon, hydrogen , dan sulfur dengan oksigen menghasilkan CO2, CO, uap air (H2O), dan SO2, Jumlah CO2 menjadi gas buang terbesar kedua , yakni 15% dari total emisi gas , lalu diikuti H2O. Sedangkan nitrogen sisa bergabung dengan oksigen membentuk NOx. Tapi jumlahnya sedikit.
Nah emisi CO2 lah yang banyak mendapat sorotan. Sebab gas asam arang ini menjadi salah satu penyebab efek rumah kaca. Memang jika dilihat dari komposisi gas-gas rumag kaca , kontribusi CO2 adalah sebesar 26%, yang terbesar adalah uap air sekitar 65%, sementara itu sumbangan metan adalah sebesar 4%-9% dan ozon/O3 3%-07%. Sisa terbagi ke NOx , sulfur heksafluorida/SHF, hidrofluorokarbo /PFC, dan klorofluorokarbon/CFC. Emisi CO2 dari pembakaran sumber energy fosil mencapai 6,3 gigaton pertahun . Tumbuhan, lautan dan proses alam hanya mampu menyerap setengahnya, sehingga setengah sisanya tetap bertahan di atmosfer.

0 komentar: